Fakta Oto – Performa lebih menyenangkan dari seri Xpander dan bisa kasih konsumsi BBM menyenangkan. Sport Utility Vehicle (SUV) medium Mitsubishi XForce, dia dilahirkan dengan prioritas untuk konsumen di Asia Tenggara, uji cobanya pun lebih dominan dilakukan di Indonesia yang sepatutnya bisa memenuhi ekspektasi konsumen di Tanah Air.
Lalu apakah seperti itu? Mari kita bahas secara detail sektor mesin sekaligus konsumsi BBM-nya. Sebagai mobil yang bersaing di segmen SUV urban 2 faktor ini kerap kali dibahas dan dijadikan pertimbangan sebelum benar-benar meminangnya ke garasi rumah Anda.
Buat yang belum tahu, jantung pacu XForce berbagi platform yang sama dengan Mitsubishi Xpander atau Xpander Cross. Di balik bonnet-nya bersemayam enjin kode Mivec 4A91 dengan komposisi DOHC, 16-katup, dan konfigurasi 4-silinder. Lantas keluaran outputnya adalah 103 hp dan torsi 141 Nm yang identik dengan output dari Xpander.
Namun perlu dicatat, output mesin yang dihasilkan sejatinya bersifat statis dari jantung pacu. Belum tereduksi oleh transmisi dan distribusikan ke roda. Dan harus diketahui bahwa XForce memiliki bobot lebih ringan 100 kg dibandingkan Xpander, yang secara hitungan kasar power to weight ratio-nya seharusnya lebih baik.
Komponen gearbox CVT pada XForce juga diklaim oleh pabrikan mendapatkan ubahan. Dirancang lebih pintar untuk menyesuaikan kondisi jalan menanjak dan menurun. Bila sedang menanjak maka secara otomatis tenaga akan improve dan memilih opsi gigi yang lebih rendah, sementara saat turunan CVT dan mesin akan memberikan deselerasi yang lebih besar sehingga menghasilkan efek engine brake dan mesin akan mengurangi tenaga hingga 10 persen.
Hasilnya memang terbukti saat kami mencoba mobil ini di tanjakan maupun turunan. Sistem CVT dari XForce cukup sigap untuk memindahkan gigi, tenaga dan torsi juga terasa namun tidak membuat RPM mesin meraung tinggi. Begitu juga saat melewati jalan menurun, efek deselerasi dari mobil terasa halus sehingga melewati 2 jalan itu terasa effortless.
Kemudian penggerak mengaplikasikan roda depan alias front wheel drive (FWD). Ketika diajak akselerasi di jalanan datar, karakter mesinnya memang bukan yang agresif tapi menurut kami sudah cukup untuk sebuah SUV medium dengan kebutuhan urban. Sedikit engap di putaran bawah, namun mengisi di tengah dan atas.
Paling nyaman ketika mengajaknya cruising di jalan tol, untuk mencapai kecepatan 100 km/jam begitu mudah tanpa bukaan RPM yang tinggi. Mencapai kecepatan tersebut putaran RPM terjaga, tak lebih dari 3.000 rpm, dominan bermain di 2.000 hingga 2.500 rpm saja.