Faktaviral.com – Anthony Budiawan (Managing Director Political Economy & Policy Studies/PEPS) menilai Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sudah mulai panik dan ngawur, karena nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dollar AS semakin turun anjlok.
Diketahui berdasarkan data Bloomberg pada jumat (21/06), Rupiah pekan ini ditutup di level Rp 16.450 per dollar AS, ini adalah level terburuk sejak maret 2020. Dalam sepekan rupiah selalu melemah 0,23% dan per hariannya melemah 0,12%.
Pelemahan Rupiah memicu panik termasuk Presiden Jokowi. Presiden Jokowi memanggil Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terdiri dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, Perry Warjiyo (Gubernur BI), Mahendra Siregar (Ketua Dewan Komisioner OJK), Purbaya Yudhi Sadewa (Ketua Dewan Komisioner LPS).
Di tengah kepanikannya ini, anthony berkata bos BI dan menkeu berusaha tampil tegar, mereka mengatakan fundamental ekonomi indonesia dalam keadaan baik. Alasan Sri Mulyani senidiri yaitu karena Faktor Global, menurut Sri Mulyani merosotnya kurs Rupiah karena ekonomi AS sedang kuat sehingga bank sentral AS sulit menurunkan suku bunga.
Pernyataan Sri Mulyani, menurut Anthony menunjukkan kondisi Fundamental ekonomi Indonesia sangat buruk, dikarenakan tergantung dari Kebijakan Moneter asing. Sementara, Anthony menyebut kebijkan moneter negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, Thailand suku bunga acuan diketiga negara ASEAN tersebut lebih rendah ketimbang suku bunga The Fed.
Ketiga negara tersebut bernai mempertahankan suku bunga acuan rendah, karena fundamental ekonomi negara-negara tersebut tidak bergantung dari investor asing.