Warisan UNESCO dan Keajaiban Dunia, Megah dan Indahnya Candi Borobudur
Keindahan Candi Borobudur
Candi Borobudur, terletak di Magelang, Jawa Tengah, adalah salah satu situs warisan dunia UNESCO dan menjadi salah satu keajaiban dunia yang memukau. Candi ini merupakan candi Buddha terbesar di dunia dan dikenal karena keindahan arsitekturnya yang luar biasa.
1. Arsitektur yang Megah: Borobudur dibangun dengan lebih dari dua juta balok batu andesit, disusun tanpa menggunakan perekat. Strukturnya yang berlapis-lapis terdiri dari tiga tingkat: Kamadhatu (tingkat terendah yang melambangkan dunia keinginan), Rupadhatu (empat tingkat tengah yang melambangkan dunia bentuk), dan Arupadhatu (tiga tingkat tertinggi yang melambangkan dunia tanpa bentuk). Tingkat-tingkat ini mencerminkan perjalanan spiritual menuju pencerahan.
2. Stupa dan Patung Buddha: Di puncak Candi Borobudur terdapat satu stupa besar yang dikelilingi oleh 72 stupa kecil. Setiap stupa kecil berisi patung Buddha yang duduk dalam posisi teratai dengan mudra (gestur tangan) Dharmachakra Mudra, yang melambangkan pengajaran dan pembelajaran.
3. Relief yang Detil: Candi ini juga dihiasi dengan 2.672 panel relief yang menggambarkan cerita-cerita dari ajaran Buddha. Relief-relief ini sangat detail dan menggambarkan kehidupan Buddha, perjalanan menuju pencerahan, serta berbagai cerita moral dan mitologi.
Sejarah Candi Borobudur
Candi Borobudur dibangun pada masa Dinasti Syailendra sekitar abad ke-8 dan ke-9 Masehi, di bawah pemerintahan Raja Samaratungga. Proses pembangunan candi ini diperkirakan memakan waktu sekitar 75 tahun hingga selesai pada tahun 825 Masehi.
1. Pendirian oleh Dinasti Syailendra: Dinasti Syailendra dikenal sebagai pendukung kuat ajaran Buddha Mahayana, dan pembangunan Borobudur mencerminkan komitmen mereka terhadap agama ini. Candi ini dirancang sebagai mandala besar, representasi dari alam semesta dalam kosmologi Buddha.
2. Penemuan Kembali: Selama berabad-abad, Candi Borobudur terlupakan dan tertimbun oleh abu vulkanik serta vegetasi. Baru pada tahun 1814, candi ini ditemukan kembali oleh Sir Thomas Stamford Raffles, gubernur Inggris di Jawa pada waktu itu. Penemuan ini memicu serangkaian upaya pemugaran dan pelestarian.
3. Pemugaran dan Pelestarian: Upaya pemugaran besar-besaran dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan bantuan UNESCO pada tahun 1970-an. Proyek ini melibatkan pemindahan dan pengaturan ulang batu-batu candi, serta penanganan masalah drainase untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Pada tahun 1991, Borobudur resmi diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
Megahnya Candi Borobudur
Borobudur tidak hanya memukau karena ukurannya yang besar, tetapi juga karena keagungan dan simbolisme spiritualnya.
1. Simbolisme Spiritual: Borobudur dirancang sebagai perjalanan spiritual menuju pencerahan. Peziarah akan memulai perjalanan dari dasar candi, melewati setiap tingkatan, dan akhirnya mencapai puncak stupa besar. Perjalanan ini melambangkan perjalanan dari dunia material menuju pencerahan spiritual.
2. Tempat Ibadah dan Meditasi: Borobudur tetap menjadi tempat penting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Setiap tahun, ribuan umat Buddha datang untuk merayakan Hari Waisak, memperingati kelahiran, pencerahan, dan kematian Buddha. Suasana khusyuk dan damai di candi ini menjadikannya tempat yang ideal untuk meditasi dan refleksi spiritual.
3. Pengaruh Budaya dan Pariwisata: Sebagai salah satu destinasi wisata utama di Indonesia, Borobudur menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya. Keindahan dan keagungan candi ini tidak hanya memberikan pengalaman spiritual tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi seniman, peneliti, dan pecinta sejarah dari seluruh dunia.