
Jakarta – Pengamat Ekonomi yang sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan soal kasus volume MinyaKita dikurangkan yang tidak sesuai harus dilihat secara objektif. Menurutnya, soal kasus tersebut tidak dapat sepenuhnya menyalahkan pemerintah, tetapi juga harus melihat pada sektor swasta.
Piter menjelaskan MinyaKita hadir pada awalnya bertujuan untuk dapat mengendalikan harga dan juga stok minyak goreng dimana yang dahulu sempat mengalami kelangkaan, hadirnya MinyaKita diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan minyak goreng dengan harga yang murah dan juga mudah.
Piter menjelaskan pada realisasinya perusahaan sawit yang ingin melakukan ekspor diminta agar dapat menyisihkan produksinya untuk dapat memuhi kebutuhan minyak goreng di dalam negeri, yang kemudian hadirnya MinyaKita.
Dia juga mengungkapkan kasus isi atau volume MinyaKita disunat tidak dapat sepenuhnya menyalahkan pemerintah, karena produksi minyak tersebut telah diserahkan kepada piiha swasta, yang dimana pemerintah tidak memiliki akses langsung untuk mengatur produsen.
Piter Abdullah menegaskan untuk ranah pemerintah hanya sebatas pada penentuan harga eceran tertinggi dan juga menjamin stok ketersediaan di masyarakat, dan juga pengawasan supaya tidak terjadi adanya pelanggaran.
Piter menyebut menyakini ada oknum-oknum tertentu yang dengan sengaja membuat isi dari MinyaKita tidak sesuai, dan ada juga oknum tertentu yang ingin menunggangi isu tersebut dan juga menyalahkan satu pihak saja. Dia menilai untuk saat ini, pihak pemerintah sudah berada pada jalur yang benar untuk menghadirkan MinyaKita supaya tidak terjadi kelangkaan di masyarakat.
Piter juga menyampaikan peran masyarakat dalam kasus tersebut sangat diperlukan, masyarakat dapat berperan sebagai pengawas untuk mengawasi dari berbagai aspek bukan hanya pada sektor kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.